Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Premenstrual Syndrom pada Siswi Sekolah Menengah Atas
DOI:

Keywords:
Usia Menarche, Status Gizi, Perilaku, Tingkat Stress, Premenstrual SyndromAbstract
Premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental, yang biasanya muncul mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang berlangsung sampai haid berhenti PMS yang terjadi pada remaja dapat menurunkan produktivitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala-gejala PMS pada remaja dapat berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. Kejadian PMS mempengaruhi kegiatan di sekolah, misalnya: penurunan konsentrasi belajar, terganggunya komunikasi dengan teman juga dimungkinkan terjadi penurunan produktivitas belajar dan peningkatan absensi kehadiran. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional.. Cara pengambilan sampel dengan non probability sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 105 responden. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 7,6% remaja mengalami PMS Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian PMS (p=0,036), perilaku dengan kejadian PMS (p=0,035), usia menarche dengan kejadian PMS (p=0,047), dan tingkat stress dengan kejadian PMS (p=0,001). Terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan, perilaku, usia menarche dan tingkat stress dengan kejadian premenstrual syndrome.
Premenstrual syndrome (PMS) is a collection of symptoms in the form of physical and mental disorders, which usually appear from one week to a few days before menstruation begins, and disappear after menstruation begins, although sometimes it lasts until menstruation stops PMS that occurs in adolescents can reduce productivity in carrying out daily activities. PMS symptoms in adolescents can affect their performance at school. PMS events affect activities at school, for example: decreased concentration in learning, disruption of communication with friends it is also possible that there is a decrease in learning productivity and an increase in absenteeism This research is analytic with cross sectional design. The sampling method is non-probability sampling. The number of research samples is 105 respondents. Data collectionl used a questionnaire The results of this study indicate that as many as 7.6% of adolescents experience PMS. There is a significant relationship between knowledge and the incidence of PMS (p=0.036), behavior and the incidence of premenstrual syndrome (p=0.035), age of menarche and the incidence of PMS (p=0.047) , and stress level with PMS incident (p=0,001) There is a significant relationship between knowledge, behavior, age at menarche and stress level with the incidence of premenstrual syndrome.
Downloads
References
Andiarna, F. (2018). Korelasi Tingkat Stres dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Mahasiswi. Jurnal of Health Science and Prevention, 2(1), 8-13. https://doi.org/10.29080/jhsp.v2i1.110
Dina Raidanti, O. N. (2020). Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Premenstruasi Sindrom Pada Remaja Di Pondok Pesantren Babus Sallam Kota Tangerang Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima, 4(1), 54-63. https://doi.org/10.26630/jkep.v15i1.1284
Endriani, V. (2017). Premenstruasi Syndrom Pada Remaja Putri Kelas X Smk Pgri 2 Kota Jambi. Jurnal Akademia Baiturrahim, 6(1), 1-6. http://stikba.ac.id/journal/detail/110/faktor---faktor-yang-dapat-mempengaruhi-premenstruasi-syndrom-pada-remaja-putri-kelas-x-smk-pgri-2-kota-jambi.
Estiani, K., & Nindya, T. S. (2018). Hubungan Status Gizi Dan Asupan Magnesium Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (Pms) Pada Remaja Putri. Media Gizi Indonesia, 13(1), 20. https://doi.org/10.20473/mgi.v13i1.20-26
Fatimah, A., Prabandari, Y. S., & Emilia, O. (2016). Stres dan kejadian premenstrual syndrome pada mahasiswi pondok pesantren Surya Global. Berita Kedokteran Masyarakat, 32(1), 13. https://doi.org/10.22146/bkm.8452
Hartanto, S. S., Astuti, W., Nugrahati, T., Sutomo, H., & Nada, S. K. (2018). Hubungan Antara Tingkat Stress Dengan Kejadian Premenstruasi Syndrome Pada Mahasiswi Di Asrama Putri Stikes Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang. Well Being, 3(1), 12-19. https://doi.org/10.51898/wb.v3i1.28
Ilmi, A. F., & Utari, D. M. (2018). Faktor Dominan Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi (Studi Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Dan Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Indonesia). Media Gizi Mikro Indonesia, 10(1), 39-50. https://doi.org/10.22435/mgmi.v10i1.1062
Italia, & Ramona, Y. (2021). Studi Litelatur Analisis Penanganan Premenstrual Syndrome ( Pms ) Pada Remaja. Jurnal Keperawatan Merdeka, 1(2), 183-190. https://doi.org/10.36086/jkm.v1i2.1000
Puspitaningrum, E. M. (2018). Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Dengan Perilaku Mengatasi Gejala Premenstrual Syndrome (PMS) Di Man Model Kota Jambi. Menara Ilmu, XII(80), 27-32.
Ramdani, M. (2018). Premenstrual syndrome (PMS). Encyclopedia of Endocrine Diseases, 7(1), 432-435. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-801238-3.03915-5
Saryono, & Sejati. (2009). Syndrom Premenstruasi. Nuha Medika.
Tri Wijayanti, Y. (2015). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Premenstrual Syndroma Pada Remaja Putri. Jurnal Kesahatan Metro Sai Wawai, 8(2), 1-7.
Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja, Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu, Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, Ni Made Nurtini, Komang Ayu Purnama Dewi, Ni Putu Riza Kurnia Indriana

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.